Optimalisasi Kemasan dan Pengumpulan Sampah Kemasan

TPST Terbesar di Bali Terapkan Zero Waste to Landfill?


published on November 09, 2021

Istilah Zero Waste to Landfill mungkin masih asing di telinga kita, padahal nyatanya model pengolahan sampah seperti ini sangat besar dampaknya pada lingkungan. Jadi, apa itu Zero Waste to Landfill?

Zero Waste to Landfill adalah model pengelolaan sampah dengan cara mengurangi penumpukan sampah rumah tangga maupun perkantoran, di mana sampah akan digunakan kembali ataupun didaur ulang sehingga tidak ada sampah yang berakhir di TPA dan mencemari lingkungan. Kabar baiknya, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) terbesar di Bali, hasil kerjasama Danone-AQUA beserta pemerintah daerah dan komunitas terkait yaitu TPST Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku), telah menerapkan model ini.

Di TPST Samtaku Jimbaran yang dibangun di atas lahan seluas 5000 meter persegi ini, botol plastik bekas dikumpulkan, dipilah, dibersihkan, dan dibawa  ke pabrik daur ulang mitra Danone-AQUA untuk diolah menjadi bahan baku botol baru. Tak hanya itu, sampah organik pun akan dibuat menjadi pupuk kompos dan sebagian lagi akan diproses menggunakan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk menghasilkan bahan bakar. Sungguh inovatif bukan? 

Bayangkan jika 120 ton sampah per hari dapat diolah menjadi bahan-bahan bermanfaat bernilai tinggi, perwujudan ekonomi sirkular pun akan semakin nyata. Namun tak hanya dampak positif terhadap lingkungan, TPST Samtaku Jimbaran terbukti berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, di mana terdapat 48 orang karyawannya berasal dari masyarakat sekitar.

“Melalui penerapan ekonomi sirkular, pengelolaan sampah bukan saja dapat menyelesaikan persoalan sampah dan pencemaran lingkungan, tetapi juga dapat menumbuhkan lapangan kerja baru baik pekerja formal maupun informal.” ujar Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi pada peresmian TPST Samtaku Jimbaran 10 September 2021 lalu.

Namun perlu diketahui, dalam proses penerapan Zero Waste to Landfill ini, diperlukan dukungan nyata dari masyarakat pula, karena proses pemilahan sampah perlu dilakukan di tingkat rumah tangga sebelum nantinya dibawa ke TPST.

Agar mempermudah pemahaman masyarakat, Danone-AQUA bersama mitra membuat program edukasi melalui pendekatan Training of Trainers (ToT), di mana para kader akan diberi pemahaman mengenai cara pengelolaan sampah yang benar menggunakan modul Samtaku.  Para kader ini nantinya akan meneruskan edukasi ke tingkat rumah tangga. Sebagai informasi, sampai saat ini sudah ada 700 kader dan masyarakat yang telah  mendapat edukasi.

TPST ini adalah salah satu dari sekian banyak inovasi Danone-AQUA untuk membuktikan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan, serta bentuk dukungan penuh terhadap program pemerintah dalam mengurangi 70% sampah plastik di lautan pada 2025. Selain itu, pembangunan TPST ini pun merupakan realisasi gerakan #BijakBerplastik, sesuai dengan prinsip dasar Danone-AQUA, yaitu recover more than we use.