Surabaya, Mei 2017 – Berdasarkan studi yang dilakukan oleh CK-Net, lebih dari 90% kawasan DAS Rejoso sedang berada dalam kondisi kritis akibat penggunaan lahan dan air yang tidak berkelanjutan. Dengan luas 62,851 hektar, DAS Rejoso merupakan salah satu sumber air penting di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Lebih dari 1,5 juta orang tinggal di sekitar DAS Rejoso, sementara lebih dari 4 juta penduduk di kota dan kabupaten sekitarnya (Surabaya, Pasuruan, Gresik, dan Sidoarjo) bergantung pada sumber daya air yang terdapat di DAS Rejoso sebagai sumber air utama. Namun, akibat dari penebangan illegal, erosi, perubahan fungsi lahan, praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, perkembangan permukiman, pengeboran air, serta maraknya penggunaan pestisda dan pupuk berbahan dasar kimia, DAS Rejoso diperkirakan akan diterpa bencana lingkungan pada 10 tahun yang mendatang jika terus dimanfaatkan secara tidak berkelanjutan.
Tergerak dari situasi tersebut, AQUA mendukung pelaksanaan Thought Leaders Forum 2017 yang digagas oleh inisiator gerakan #RejosoKita yang terdiri dari Yayasan Social Investment Indonesia (SII), The Nature Conversation (TNC), ICRAF, CK-NET, Veolia, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Montpellier. Melalui forum yang diselenggarakan pada 31 Mei 2017, Surabaya, Jawa Timur, para penggerak #RejosoKita mengundang para pemangku kepentingan di DAS Rejoso untuk memberikan informasi utuh perihal ancaman dan resiko yang timbul dari seluruh aktivitas manusia terhadap keberlanjutan air dan lingkungan di DAS Rejoso.
Mengusung tema “Pengelolaan Aliran Sungai Terpadu Untuk Pembangungan yang Berkelanjutan,” penggerak #RejosoKita mengundang Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Pasuruan, Badan Pengelolas Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Jawa Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Timur, perwakilan dari swasta, wartawan dan juga LSM untuk menghadiri Thought Leader Forum 2017. Para pemangku kepentingan yang hadir mendapatkan paparan situasi yang melanda DAS Rejoso dari perwakilan Universitas UGM dan CK-Net, TNC, dan ICRAF. Gunawan Wibisono yang mewakili CK-Net menjelaskan bahwa telah terjadi penurunan debit dan juga kualitas air di Umbulan Rejoso, Heru yang mewakili Universitas UGM memaparkan tentang pemanfaatan dan pengelolaan air tanah, sementara ICRAF memaparkan studinya mengenai “Kajian Komprehensif Untuk Mendorong Pengelolaan DAS Terpadu di DAS Rejoso.” Seluruh studi dan riset yang dijalankan sebelum penyelenggaran Thought Leaders Forum 2017 telah menjadi pengetahuan dasar untuk mengembangkan skema inisiatif dan mewujudkan pengelolaan DAS terpadu dan lestari bagi para pemangku kepentingan DAS Rejoso.
Thought Leader Forum 2017 telah membuka peluang kerjasama antara pihak swasta dan pemerintah dan mendukung tindakan-tindakan berbasis kinerja di DAS Rejoso dalam menangani isu-isu kritis untuk mengelola dan melindungi kelangsungan DAS Rejoso. Usai penyelenggaraan Thought Leader Forum 2017, pemangku kepentingan telah memberikan respon yang positif terhadap gerakan #RejosoKita. BPDAS menyatakan bersedia memberikan bibit untuk upaya konservasi. AQUA menyatakan bahwa program Konservasinya akan mengikuti rekomendasi dari hasil riset. Sementara perwakilan PT. Meta Adhya Tirta Umbulan menyatakan akan mengikuti rekomendasi hasil riset yang dipaparkan untuk memastikan air dapat terus diakses.