Perlindungan Sumber Daya Air

Kemah di kawasan konservasi, Pabrik AQUA Keboncandi Ajak Siswa Sekolah Sahabat Mata Air


published on February 12, 2019

Wonokitri-Februari 2019, PT Tirta Investama-Pabrik AQUA Keboncandi menggelar kembali Kemah Konservasi Sekolah Sahabat Mata Air (SSMA) pada 8-9 Februari 2019 yang diikuti oleh 170 siswa-siswi setingkat SMP-SMA se Kabupaten Pasuruan. Kemah ini bertempat di Bukit Penanjakan, Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan, Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup,  Lembaga Masyarakat Desa Hutan, Kelompok pelestari hutan BalaDaun, Yayasan Satu Daun, Dinas Pendidikan, dan Muspida Pasuruan.

Senior External Relation Manager Regional lll Danone-AQUA, Budi Hartono mengatakan bahwa kemah konservasi merupakan agenda tahunan Pabrik AQUA Keboncandi sejak tahun 2010. “Tema yang dibawa kali ini adalah Bergerak dan Meng’alam’i, artinya bahwa setiap peserta turut beraksi dan mengalami alam sendiri, terjun langsung dalam pelestarian lingkungan” tegas Budi.

Selama dua hari satu malam peserta mendapatkan materi dari TNBTS tentang bagaimana konservasi dilakukan, dari Yayasan Satu Daun berbagi tentang tantangan dalam memberikan pemahaman bahwa pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Sebanyak 25 Sekolah yang terdaftar dalam sekolah Adiwiyata mengirimkan siswanya sebagai kader dalam Sekolah Sahabat Mata Air. Pengetahuan tersebut yang kemudian dibawa kembali ke sekolah sebagai salah satu bekal pembelajaran bidang lingkungan. Sebanyak 170 siswa-siswi tersebut yang diharapkan sebagai kader lingkungan di masing-masing sekolahnya. Mereka tercatat sebagai angkatan ke 9 sejak awal pelaksanaan 2010 silam.

Sebagai bagian dari pengalaman, peserta juga menanam sebanyak 250 bibit pohon endemik Tengger yaitu Mentigi, Kesek dan Edelweis. Untuk diketahui, Pabrik AQUA Keboncandi sendiri telah memberikan pendampingan di Desa Wonomerto sejak 2016 sebagai desa wisata untuk budidaya Edelweis. Edelweis merupakan tanaman yang dilindungi dan dilarang untuk diperjualbelikan, untuk memenuhi kebutuhan upacara adat masyarakat Tengger, kini mengembangkan Budidaya Edelweis di sekitar perumahan, tidak lagi mengambil di hutan yang termasuk wilayah TNBTS.