Reduction of Carbon Emissions

Refined Used Cooking Oil, Kurangi Emisi CO2 dengan Minyak Jelantah


published on September 25, 2017

PT Tirta Investama (Danone AQUA) bersama dengan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Panggung Lestari meresmikan Kolaborasi Pengembangan Refined Used Cooking Oil (R-UCO) sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar untuk mesin industri. Kegiatan ini dibuka oleh Bambang Guritno SH, Asisten ll Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bantul bersama Direktur Pembangunan Berkelanjutan, Danone Indonesia, Karyanto Wibowo dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengembangan R-UCO untuk industri. 

R-UCO merupakan limbah bekas penggorengan yang umum dikenal sebagai minyak jelantah yang telah melalui proses pemurnian. Minyak jelantah yang biasanya dibuang langsung dan mencemari lingkungan kini memiliki nilai manfaat untuk diolah kembali.  Minyak jelantah sebagai bahan baku R-UCO didapatkan dari warga Desa Panggungharjo, Bantul dan ditambah dari lokasi lainnya di Yogyakarta, Gunung Kidul hingga Purworejo. Program diharapkan dapat mengurangi peredaran minyak jelantah yang direkondisi dan dipergunakan ulang untuk konsumsi rumah tangga yang sangat membahayakan kesehatan. 

Sejak 2014, BUMDes Panggung Lestari telah menjalin kerja sama dengan PT Tirta Investama (Danone AQUA) untuk menyuplai bahan bakar alternatif berbahan jelantah. Saat ini, BUMDes Panggung Lestari menyuplai sekitar 33.000 liter R-UCO atau minyak goreng bekas yang sudah diolah kepada PT Tirta Investama. R-UCO jadi bahan bakar alternatif di pabrik milik PT Tirta Investama di Klaten. Dalam sebulan, BUMDes itu meraih penghasilan berkisar Rp 37 juta hingga Rp 40 juta dari penjualan R-UCO. Bahkan, pengolahan minyak goreng bekas menjadi bahan bakar tak hanya menguntungkan, tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan. Hal itu karena pengolahan juga mengurangi limbah minyak goreng bekas yang biasanya di buang ke sungai oleh warga desa.Lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi menjelaskan bahwa timnya merancang peralatan untuk memproduksi dan meningkatkan kualitas R-UCO. “Kami melakukannya dengan menggunakan tehnik cracking atau pirolisis”. Lebih lanjut Wahyudi juga mengatakan bahwa dengan adanya proses pirolisis, sampah organik warganya menjadi terkelola karena dijadikan sebagai bahan bakar untuk proses tersebut. "Program ini juga dapat menggerakkan TPST3R (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle) desa," ujarnya. 

Danone AQUA ingin menjadi perusahaan yang terdepan dalam inisiatif pengurangan emisi karbon dengan menghasilkan produk tanpa jejak karbon (zero emission). Program pengembangan R-UCO ini merupakan bagian pelaksanaan komitmen Danone AQUA untuk berkontribusi dalam memitigasi perubahan iklim  dengan menetapkan target emisi karbon nol pada tahun 2050. Direktur Pembangunan Berkelanjutan, Danone Indonesia, Karyanto Wibowo yang hadir dalam acara ini mengatakan bahwa program ini merupakan bukti nyata dukungan Danone AQUA terhadap target pemerintah untuk menurunkan jejak karbon  sebesar 29 persen pada tahun 2030. Pada 2018, penggunaan bahan bakar berbahan jelantah di pabrik PT Tirta Investama di Klaten ditargetkan 100 persen. ”Kami ingin penggunaan bahan bakar alternatif itu tidak lagi 20 persen, tetapi bisa menjadi 100 persen. Jadi, nantinya kami bisa benar-benar beralih dari bahan bakar fosil,” ujarnya.